Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Tolak Kunjungan Menlu RI, Rakyat Kepulauan Salomon Serukan Kemerdekan Papua

Written By Unknown on Minggu, 01 Maret 2015 | 17.24

Juru Bicara Kepulauan Salomon Untuj West Papua
 
Ian Ronie (C) dan rakyat Sipil mengancungkan tangan Mendukung Kemerdekaan Papua (Photo: Kadamana/Salomon Star)
Jakarta, Jubi – Kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi ke Kepulauan Salomon, Sabtu (28/2) pagi ini disambut dengan demontrasi Rakyat. Rakyat sipil negara itu mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi Rakyat Melanesia di Papua Barat.
Dilaporkan Salomon Star, Sabtu (28/2/2015) Organisasi Rakyat Sipil negara ini mendukung gerakan kemerdekaan Papua Barat. Mereka melakukan demontrasi damai menentang pendudukan Indonesia di Papua Barat dalam lima puluh tahun terakhir.
“Kita tidak punya apa-apa terhadap kunjungan ini tetapi kami mau pemerintah mengangkat isu Papua Barat ketika menlu Indonesia tiba di sini,” kata juru bicara Kepulauan Salomon Untuk West Papua (SIFWP) dan musisi terkemuka negeri itu, Ian Ronie kepada Salomon Star.
Ia menambahkan ini kesempatan untuk pemerintah Kepulauan Salomon menyoal isu pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan TNI terhadap Rakyat Papua Barat kepada Menlu Indonesia. Kelompok Hak Asasi Manusia Internasional, dikutip oleh media Kepulauan Solomon ini mengatakan sejak Indonesia menduduki Papua Barat sejak 50 tahun lalu, lebih puluhan ribu orang Papua terbunuh di tangan militer Indonesia.
Koalisi Rakyat Sipil melakukan pengibaran Bintang Fajar di lokasi strategis di Honiara untuk memperlihatkan kepada Marsudi kalau mereka muak melihat pendudukan Indonesia di Papua Barat. Katanya, Marsudi melakukan pertemuan dengan wakil perdana Menteri Douglas Ete and menteri Urusan Luar Negeri Milner Tozaka
Sementara itu, Ronie mengatakan Kepulauan Salomon belum jelas dukungannya terhadap Papua Barat karena hubungan diplomatik dengan pemerintah Indonesia. Katanya, terbukti pemerintah Kepulauan Salomon baru saja membuka kantor perwakilan di Jakarta tahun lalu.
Ronie mengatakan kelompoknya bertujuan bergabung dengan kelompok internasional untuk menekan pemerintah Indonesia memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat yang berjuang untuk itu. “Kami bertujuan melihat Papua Barat mendapatkan kebebasan dan kami sesama Melanesia harus berdiri dengan mereka, ”katanya.
Dua hari lalu, Marsudi melakukan kunjungan hubungan bilateral di PNG. Sabtu pagi, ia tiba di Kepulauan Salomo untuk melakukan pembicaraan kerja sama dan siangnya meneruskan perjalanan ke Fiji. Pembicaraan kerja sama akan dibicarakan dan melanjutkan perjalanan ke New Zealand. (Mawel Benny)
17.24 | 0 komentar

Indonesia Janjikan US$ 20 Juta Untuk Peningkatan Kapasitas MSG

Pertemuan antara delegasi Menlu Indonesia dan Menlu PNG - kemlu.go.id
Jayapura, Jubi – Memulai kunjungannya ke tiga negara Melanesia, yakni Papua Nugini (PNG), Fiji dan Kepulauan Solomon, Menteri Luar (menlu) Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di PNG.
Siaran pers Kementrian Luar Negeri Indonesia yang diterima Jubi, Sabtu (28/2/2015) menyebutkan bahwa kunjungan Menlu Indonesia ke PNG adalah untuk meningkatkan kerangka Kemitraan Strategis yang disetujui pada Plan of Action tahun 2013. Menlu Indonesia sendiri tiba di PNG Jumat (27/2/2015) pagi.
Dalam kunjungan ini, Menlu Indonesia telah bertemu dengan Menlu PNG, Rimbink Pato. Kedua Menlu sepakat bahwa tim teknis kedua negara akan melakukan pertemuan pada tahun ini untuk mendiskusikan ruang lingkup kerja sama pengembangan kapasitas yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pembangunan Papua Nugini.
Kedua Menlu sepakat mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar.
“Selain kerja sama di bidang ekonomi, RI dan Papua Nugini juga sepakat bekerja sama dalam pemajuan konektivitas serta hubungan antar masyarakat (people-to-people), peningkatan manajemen perbatasan serta penguatan kerja sama di bidang peningkatan kapasitas dan bantuan teknis,” demikian salah satu poin yang disampaikan dalam siaran pers Kemenlu Indonesia.
Disampaikan pula melalui siaran pers ini, Menlu Retno Marsudi telah menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Papua Nugini sebagai ketua di APEC pada tahun 2018, sebagaimana diputuskan dalam APEC Leaders’ Declaration di Beijing tahun lalu.
“RI dan Papua Nugini juga akan bekerja sama di bidang kepemudaan dan olahraga, pendidikan, serta hubungan antar-budaya dan antar-masyarakat di daerah perbatasan. Kedua Menlu menyambut baik rencana peresmian tugu perbatasan Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency (BDA) di perbatasan Skouw-Wutung di tahun ini,” bunyi poin lain dalam siaran pers Kemenlu.
Baik Retno maupun Pato mendiskusikan kemungkinan memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di daerah perbatasan serta fasilitas visa-on-arrival untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis lintas batas melalui konektivitas yang lebih baik.
Dalam kesempatan kunjungan ini, menlu Indonesia memberikan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM untuk membuat perhiasan berbahan dasar kerang, yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini di PNG. Sedangkan Rimbink Pato menyampaikan undangan bagi Menlu Retno untuk hadir di Forum Kepulauan Pasifik pada 7-11 September mendatang di Port Moresby. Sebagai balasan undangan ini, Menlu Retno juga mengundang Papua Nugini untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika pada tanggal 19-24 April 2015. (Victor Mambor)
17.20 | 0 komentar

Blog Archives

Total Tayangan Halaman